Senin, 12 Maret 2012

FILOSOFI, SEJARAH, dan ASPEK RELIGIUS REOG PONOROGO

Tanggal 11 Maret 2012 kemaren UKM Paguyuban Reog Sardulo Anorogo ngadain diklat ruang nih. Sebagai operator yang baik ane copi materi yang disuguhkan ma pemateri.. nyooook chekidooot ……..


 
FILOSOFI, SEJARAH, dan ASPEK RELIGIUS
REOG PONOROGO

Bayu Pramadya Kurniawan Sakti
UKM Reog PSRM Sardulo Anorogo UNEJ
Jember, 11 Maret 2012 

 
  • Filosofie (Dutch/Belanda) = Filsafat  
  • Filsafat atau falsafah dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arabفلسفة, dan bahasa Yunani Φιλοσοφία (philosophia).
  • Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia=persahabatan, cinta, dsb.) dan (sophia="kebijaksanaan"). Sehingga arti harfiahnya adalah “pencinta kebijaksanaan”.
  • Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf



POKOK KAJIAN
  • DUNIA à Kosmologi (Cosmology) mengkaji masalah asal muasal alam semesta beserta proses terciptanya. Berdasar kajian ini lahir ilmu-ilmu kealaman, yaitu: Astronomi, Geologi, Fisika, Kimia, dan Biologi.
  •   MANUSIA à Filsafat Manusia (Philosophical Antropology), Filsafat Pengetahuan (Epistemology), Filsafat Nilai (Axiology), Filsafat Moral atau Etika (Ethics), Filsafat Sosial (Social Philosophy), Filsafat Akal (Philosophy of Mind), Logika (Logics), Filsafat Ilmu (Philosophy of Sciences), hingga Filsafat Bahasa (Philosophy of Language). 
          Berdasarkan kajian inilah lahir ilmu-ilmu kemanusiaan (humanity sciences) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences).
  • TRANSEDENSI à Metafisika (Metaphysics) mengkaji sesuatu di luar atau melampaui wilayah fisik, tetapi tidak berurusan dengan klenik/magis dan fokus pada masalah "ada" (being) dan "kenyataan" (reality).
          Masih dalam transenden, ada Filsafat Ketuhanan (Theological Philosophy) yang mengkaji masalah Pencipta atau Tuhan.

 
BIDANG INDUK FILSAFAT DAN CABANG-CABANGNYA
Filsafat tentang Pengetahuan
Epistimologi

Logika

Kritik Ilmu

Filsafat tentang Seluruh Kenyataan
Metafisika Umum (ontologi)

Metafisika khusus
Teologi Metafisik
Antropologi
Kosmologi
Filsafat tentang Tindakan
Estika

Estetika

Sejarah Filsafat (tokoh, aliran, latar belakang, wilayah, periodisasi)


 
DEFINISI BIDANG INDUK FILSAFAT
Epistemologi
:
pengetahuan tentang pengetahuan
Logika
:
menyelidiki aturan-aturan yang harus diperhatikan supaya berpikir sehat
Kritik ilmu-ilmu
:
menyelidiki titik pangkal, metode dan objek dari ilmu-ilmu
Ontologi
:
pengetahuan tentang "semua pengada sejauh mereka ada"
Teologi metafisik (teodise atau filsafat ketuhanan)
:
berbicara tentang pertanyaan apakah Tuhan ada dan nama-nama tentang Illahi
Antropologi
:
berbicara tentang manusia
Kosmologi (filsafat alam)
:
berbicara tentang alam, kosmos
Etika (filsafat moral)
:
berbicara tentang tindakan manusia
Estetika (filsafat seni) 
:
menyelidiki mengapa sesuatu dialami sebagai indah
Sejarah filsafat
:
mengajarkan apa jawaban pemikir-pemikir sepanjang zaman

 
KEBUDAYAAN

  • Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. (Ralph Linton dalam The Cultural Background of Personality)
  • Kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan, dan lain-lain (Sir Edward Burnett Taylor, 1871)
  •  Kebudayaan menurut ilmu antropologi pada hakikatnya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996)
Perbedaan Kebudayaan, Culture, dan Peradaban/civilization (Koentjaraningrat, 1996)
  •  “Kebudayaan” berasal dari Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal”
  •   Culture (Inggris) berasal dari bahasa Latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan, utamanya yang berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani. Sehingga culture berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.
  • Peradaban (civilization) sering dipakai untuk menyebut bagian-bagian/unsur-unsur yg halus, maju, indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, serta pergaulan, kemampuan menulis, organisasi bernegara, dll.
          Juga sering digunakan untuk menyebut kebudayaan yang memiliki sistem teknologi ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Tujuh unsur kebudayaan menurut Kluckhohn yang diklasifikasikan ke dalam 4 wujud kebudayaan (dalam lingkaran) oleh Koentjaraningrat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
 


 
REOG/REYOG itu APA SIH????

  •   Perspektif (pandangan) awam tentang Reog/Reyog:
      Seram & menakutkan
      Identik dengan kesurupan, jin, dan setan
      Nuansa mistis / magis
      Erotis
      Homoseksual
      Gagah & indah
      Mahal
      Selalu rame
      Bertentangan thp perlindungan satwa langka


REOG PONOROGO

  •   Fakta-fakta yang erat berhubungan dengan Reog Ponorogo:
      Fungsi Reog salah satunya sebagai pengembangan subkultur budaya Ponorogo.
      Berbicara mengenai Reog biasanya identik dengan berbicara masalah dunia mistik dan magis Jawa.
      Reog sebagai hiburan belaka, sekaligus memiliki arti religius bagi pelakunya.
      Kesenian Reog juga diposisikan sebagai simbol animisme dan dinamisme yg komplit.
      Pemahaman Reog dalam khasanah kebudayaan Jawa sebagai simbol kebatinan dalam arti luas, biasanya diwakili oleh ilmu gaib: kebal, kolaborasi dgn roh, ajimat, dll.
      Adanya pencapaian rohani yg tinggi bagi spiritualis (warok) melalui konsep lapar, menghindari persetubuhan/tidak menumpahkan sperma, membaca doa berkepanjangan, yang semuanya ditempuh dalam waktu panjang.
      Terjadinya kesurupan pada pertunjukan Reog dianggap suatu kecelakaan spiritualis karena memang tidak diinginkan, pemain harus sesadar mungkin (seni, menghibur)
      Salah satu kesenian tradisional yg mampu mengumpulkan massa dalam jumlah besar
  •   Faktor pendukung lahir dan berkembangnya Reog di Ponorogo:
      Karena di daerah yang secara geografis tergolong daerah sulit, mendorong mereka menjunjung tinggi sikap gotong royong dan memiliki karakter yang terbuka.
      Ponorogo jauh dari sentra/pusat kebudayaan Jawa shg menyebabkan memiliki perasaan merdeka yang kuat.
      Wilayah yang memiliki Kerajaan Wengker, yang notabene cikal bakal beberapa kerajaan besar di Indonesia yang didaur ulang. Masyarakatnya masih kuat kepercayaannya terhadap animisme dan dinamisme dan tidak mudah begitu saja dikikis habis oleh agama yang datang.
      Perasaan berlebih cinta terhadap alam dan mewujudkan kecintaan tersebut dengan simbol-simbol binatang, pohon, atau perilaku tertentu.
      Masyarakat Ponorogo umumnya bersuku Jawa, sangat mewadahi kebatinan yang disebut kejawen.
      Pengembangan sikap dan cara hidup yang bercorak Jawa yang menjunjung tinggi masalah tuah (kasekten).


SEJARAH REOG PONOROGO

  •   Sejarah Kesenian Reog Ponorogo dari Aspek Mitos
      Mitologi berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan walaupun jawaban tersebut secara logika sering dipertanyakan.
      Mitos adalah cerita suci yang dalam bentuk simbolis mengisahkan serangkaian peristiwa nyata dan imajiner tentang asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya, dunia dewa-dewi, kekuatan adikodrati manusia, pahlawan dan masyarakat.
Mitos yang berkembang adalah:
      Mitos Harimau dan Merak, keperkasaan harimau serta keindahan burung merak yang keduanya dapat hidup rukun, melahirkan ide bagi seniman Ponorogo tradisional.
          Hampir sama kedudukannya dengan:
  • Naga Laut “Liong” China, yang mengilhami kedahsyatan
  •   Tarian Kepahlawanan Suku Sulu Afrika yang diilhami oleh Kasuari
  •   Barong Bali yang menggunakan karakter beruang, karena beruang tidak ditemukan di Bali kemudian dianggap sebuah mitos dan diangkat sebagai Dewa Pelindung.
  • Simbol merak-harimau banyak ditemukan di singgasana para raja bangsa-bangsa di dunia.
  •  Sejarah Kesenian Reog Ponorogo dari Aspek Mitos
... Mitos yang berkembang adalah:
      Mitos Berdasarkan Tradisi atau Upacara Adat
          Pendapat sebagian budayawan bahwa Reog muncul sebagai tradisi upacara pada zaman kepercayaan thp animisme & dinamisme, yaitu roh & hewan yang telah mati dapat didatangkan menggunakan konsep totemisme, untuk memberi keselamatan dan kekuatan pada komunitas tertentu. Waktu itu, roh harimau dianggap sebagai roh yang paling kuat.
      Mitos berdasarkan Etimologi Asal Kata Reog
          Reog/reyog berasal dari kata rog = reg = yog, bisa menjadi erog, herog, erog-erog asem. Reg bisa menjadi horeg, yog menjadi hoyog.
          Melihat asal kata tersebut, diduga Reog muncul ketika keadaan Ponorogo tidak tenang atau dalam kekacauan sehingga Reog sengaja diciptakan untuk mengatasi situasi tersebut.
  • Sejarah Kesenian Reog Ponorogo dari Legenda
          Legenda memiliki bobot yang tidak sama dengan realita sejarah yang memiliki data tertulis/prasasti dan benda peninggalan sebagai petunjuk; legenda memungkinkan adanya peristiwa-peristiwa yang dikaburkan utamanya kekuasaan pemerintah berkuasa. Legenda Reog yang berkembang:
      Raja Bantarangin, Kelono Sewandono jatuh cinta pada Putri Kediri, Dyah Ayu Dewi Songgolangit. Pujonggo Anom berangkat melamar bertemu Raja Singobarong di Hutan Lodaya, terjadi perselisihan kemudian perang. Pujonggo Anom kalah kemudian pulang, Raja Kelono Sewandono berangkat untuk melamar sendiri. Kedua Raja bertemu kemudian perang, Raja Singobarong kalah. Raja Singobarong menunjukkan jalan ke Kerajaan Kediri, terjadi perang dan Kerajaan Kediri kalah. Akhirnya Dewi Songgolangit dapat dibawa pulang oleh Prabu Kelono.

  Sejarah Kesenian Reog Ponorogo dari Legenda
          ...Legenda Reog yang berkembang:
      Diperkirakan muncul sejak zaman Kerajaan Kediri sekitar abad 11. Prabu Kelono Sewandono dari Kerajaan Wengker bermimpi bertemu Putri Songgolangit kemudian jatuh cinta dan ingin memperistri, Pujonggo Anom brangkat melamar. Lamaran diterima dengan syarat Sang Raja diminta menciptakan sebuah atraksi/tontonan yang menarik dan belum ada di bumi. Maka diciptakanlah kesenian dengan mengambil fragmen kekalahan Raja Singobarong dari Prabu Kelono Sewandono.
      Versi sindiran/satire sekaligus makna simbolis Ki Ageng Ketut Suryo Alam (Ki Ageng Kutu) yang menyingkir dari sisi Sang Raja yaitu Bhre Kertabhumi, raja terakhir Dinasti Majapahit. Dianggap Sang Raja sudah menyimpang dari tatanan moral kerajaan, Sang Raja banyak dipengaruhi oleh permaisuri. Kemudian dilambangkan dengan kepala harimau diduduki oleh merak.



  • Sejarah Kesenian Reog Ponorogo dari Legenda
          ...Legenda Reog yang berkembang:
      Masih di masa Majapahit, Raja Majapahit kawin dengan seorang Putri China yang cantik. Reog sebagai media kritik terhadap percintaan Sang Raja, yang akhirnya kisah cinta tersebut membuat Majapahit menjadi berantakan. Raja dikuasai Putri China yg digambarkan sebagai dadak merak, dan merak memiliki arti penting sbg burung Hong (Phoenix) yaitu binatang yang sangat disayangi Dewi Kwan Im (personifikasi Ibu Pertiwi).
      Reog menggambarkan usaha dakwah penyebaran agama Islam di Ponorogo yang saat itu masih menganut Budha Tantrayana. Simbol Prabu Klonosewandono dianggap perwujudan dari Bathoro Katong dan Pecut Samandiman disamakan dengan ajimat Kalimasada (Kalimat Syahadat).
      Perkembangan Kesenian reog Ponorogo Sebelum Kemerdekaan RI
      Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1912-1932 melarang pertunjukan kesenian Reog Ponorogo, karena para warok sering mempertanyakan hirarki, ketaatan yang dangkal, pandangan ttg kehormatan yang mudah berubah, yang kesemuanya menggangu tatanan kolonial.
      Warok menjadi motor pemberontakan terhadap pemerintahan Belanda, sekitar tahun 1920 gerombolan Kampak Patik di daerah Pulung, Ponorogo sering melakukan penjarahan thp unit ekonomi Belanda.
      Pemerintah Jepang melarang pertunjukan Reog karena dianggap dapat mengkonsentrasikan massa yang berpotensi kerusuhan dan keonaran.
      Para warok banyak dicari oleh Pemerintah Jepang dan mendapat latihan militer yang digunakan untuk spy.
      Para warok menjadi laskar semasa perang revolusi karena telah mendapat latihan militer Jepang dan terlibat di berbagai pertempuran seperti Surabaya, 10 November 1945
      Sebuah foto Pegelaran Kesenian Reog Ponorogo di Desa Bedingin, Ponorogo pada September 1938.

  •  Perkembangan Kesenian Reog Ponorogo pasca Kemerdekaan RI
      Beberapa warok yang terlibat dengan kelompok Reog-nya di bawah pengaruh PKI yang melakukan pemberontakan PKI 18 September 1948 membantai penduduk muslim di Ponorogo Utara dan Magetan.
      PKI dan orang-orang nasionalis menggunakan warok dan Reog secara luas sebagai bagian dari kampanye. Kemampuan kesenian Reog untuk menarik massa menjadikannya sebagai sarana kampanye yang efektif.
      Sekitar tahun 1955 Reog menjadi komoditas politik, muncul CAKRA (Cabang Kesenian Reog Agama) milik NU, BREN (Barisan Reog Nasional) milik PNI, BRP (Barisan Reog Ponorogo) milik PKI, KRIS (Kesenian Reog Islam) milik Masyumi.
      Pada masa Orde Baru, kelompok kesenian Reog yang berafiliasi komunis diawasi langsung oleh birokrasi & militer.
      Warok yang berafiliasi dengan PKI dan selamat dari pembantaian diindikasikan terselamatkan oleh penguasaan ilmu kebal mereka.

  • Perkembangan Kesenian Reog Ponorogo pasca Kemerdekaan RI
      Sejak 1965 perkembangannya mulai terhambat dan baru dipertunjukkan lagi tahun 1971, itupun oleh Reog NU.
      Kondisi tersebut dibuktikan dengan data Depdikbud Kab. Ponorogo pada tahun 1964 terdapat 385 kelompok reog di 303 desa, dan pada tahun 1969-1974 jumlah tersebut merosot menjadi 90 kelompok.
      Pada tahun 1977 Bupati Ponorogo menempuh kebijaksanaan merekrut para warok menjadi lurah dan membentuk INTI (Insan Taqwa Illahi) yang bergabung dengan NU membersihkan kesenian Reog terhadap praktik-praktik warok yang dianggap menyimpang secara tradisional keagamaan.
      Kesenangan para warok terhadap hal magis dan gaib tersalurkan melalui organisasi tarekat.
      Sejak masa itu pula pemerintah Orde Baru melenyapkan praktik warok sebagai kekuatan politis melalui marginalisasi kesenian Reog sebagai pertunjukan rakyat.
  •  Perkembangan Kesenian Reog Ponorogo pasca Kemerdekaan RI
      Data Organisasi Kesenian Pemda Tingkat II Ponorogo tahun 1997/1998 mencatat terdapat 150 kelompok Reog di Kabupaten Ponorogo.
      Paguyuban Seni Reog Nasional tahun 1997/1998 mencatat  terdapat 692 Perkumpulan Kesenian Reog tersebar di seluruh Propinsi RI.
      Reog juga meluas di mancanegara, diantaranya di USA (San Fransisco, Washington, Los Angeles, dll), Eropa (Hamburg, Jerman, dll), Korea, dan belahan benua lainnya, yang dikembangkan oleh TKI.
      Pada tahun 2007 Malaysia mengklaim Reog adalah milik Malaysia.


 
ASPEK RELIGI REOG PONOROGO

  • Warok berasal dari kata wara’ah yang bermakna seorang zahid atau sufi yaitu seorang yang mempraktikkan mistisisme ataupun tasawuf.
  • Makna warok yang saling kontras:
      Warok sebagai pemimpin yang kuat tercerahkan secara spiritual dan seniman yang terilhami
      Warok sebagai pemangsa kejam, penyeleweng seksual, dan penjahat yang ditakuti
  • “Sastro jendro hayuning pangruwat diyu” penempuhan laku spiritual para warok, tidak boleh bertemu wanita selama kurun waktu tertentu.
  •  Tahap kebatinan para warok:
      Kanuragan à masalah kekuatan fisik
      Kasukman à getaran magnetis tinggi untuk pencapaian keselamatan secara utuh
      Kasepuhan à filsafah kehidupan
      Kasampurnan à Kesempurnaan menempuh kehidupan keseharian yg dibimbing oleh daya batinnya
  •  Penghindaran seksualitas WAROK, selalu diidentikkan dengan sosok GEMBLAK
  • Ciri khas GEMBLAK: anak laki-laki yang lembut, memiliki penampilan kewanita-wanitaan (androgynous), berusia 8-20 tahun.
  • Fungsi gemblak:
      Simbol kelompok
      Simbol kekuatan dan kekuasaan warok
      Melaksanakan tugas domestik seorang warok yang tidak banyak menggunakan tenaga, seperti: melayani makan dan menemani warok kemanapun pergi
  • Hal inilah oleh sebagian kalangan dipersepsikan dengan homoseksual.
  •  Ubo rampe dalam ritual pertunjukan reog:
      Bunga kanthil
      Minyak wangi
      Kemenyan
      Bunga tujuh rupa
      Rokok kretek
      Candu
      Janur kuning
      Daun rumput alang-alang
          Pada praktiknya banyak yg ditambah, seperti: TELUR, JAJAN PASAR, dll.








KITA ADALAH PELESTARI,
MAU MELESTARIKAN SEUTUHNYA ATAU SEBAGIAN
 
 
Semoga bermanfaat :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar