Sabtu, 09 Juni 2012

For you "Theresia Kristian Widi"

Renungan ini terlintas di dalam bus dari Surabaya – Jember  dua minggu yang lalu :

Apakah saya masih sangat menyanyanginya?

Ya, tentu saya sangat menyanginya. Amat menyanginnya. Namun saya berusaha menyanyangi sebagai saudara saya. Dengan sangat berat saya membentengi keinginan saya untuk lebih dari menyanganginya. Inggin ku lebih, tapi……

Masikah saya menCintanya?

Benteng-benteng yang saya buat telah memberi batasan rasa pada perasaan saya. Akibat yang timbul adalah rasa sayang bukan cinta. Semua orang terdekat saya tahu kami berbeda keyakinan. Bila saya mencintainya itu berarti saya juga harus mencintai Tuhannya, Kitab sucinya dan keyakinannya. Sedangkan saya tidak bisa melakukan itu. Sebejat-bejatnya saya, saya sangat mencintai Tuhan saya Allah SWT dan kitab sucinya Al-Qur’an dan keyakinan saya terhadap nabi Muhammad SAW. 

Apakah rasa sayang dan cinta itu sama?

Kata sayang, saya anggap sebagai rasa cinta kasih sesamanya namun bersifat universal. Dalam artian universal kata sayang ini saya gunakan untuk mereka orang-orang terdekat saya, sebagaimana saudara saya sendiri. Sedangkan kata *cinta saya anggap rasa kasih sayang yang berlebih. Rasa cinta saya kepada Tuhan saya Allah SWT dan nabi saya Muhammad SAW. Dan dia, entah siapa yang akan melengkapi puzel tulang rusuk ini.

Adakah Jembatan agama tentang cinta antara 2 insan yang ingin menjalin ikatan pernikahan?

Ya , terlalu dini bila saya membahas tentang pernikahan. Umur baru menginjak 20 tahun, kuliah belum selesai, mapan buat kerja juga belum, tapi apa salahnya memikirkan tentang pernikahan? Toh nantinya juga saya harus menikah. Lalu apakah bila saya dan dia di masa depan menginginkan sebuah pernikahan apakah keluarga dan teman-teman kita menyetujuinya? Jawabannya tentu saja Tidak. Allah pun akan menjawabnya Tidak. Sudah jelas di dalam Al-Qur’an umat muslim tidak bisa menikah dengan lain beragama. Bila pernikahan itu dilakukan sama saja dengan jinah. Saya tidak mau meggeretmu ke neraka jahanam. Dalam kenyataannya tidak ada jembatan itu.

Apa yang saya harapkan untuknya?

Saya tidak mau memaksakan yang namanya keyakinan pada diri seseorang apalagi untuk dia. Bial itu keyakinanmu, saya berharap kamu jalani dengan benar. Temukan jodoh yang se-iman dengan mu. Yang bisa membimbingmu dijalan yang benar sesuai keyakinan kalian. Berharap kamu mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Tenang, mas mu disini bisa menjaga dirinya sendiri dan akan selalu berdoa untuk setiap kesuksesanmu. 

For you "Theresia Kristian Widi"




And this song for you “Theresia Kristian Widi”

"Don’t cry out for me
Just breathe in and out
My soul has flown and I am what is left
I am skin and bones not more...."


8 komentar:

  1. wah, galau di masa muda kak....hahaha
    jngan kan kakak yg 20 taun, aku yg 18 aj dah smpet mikiri nikah

    BalasHapus
    Balasan
    1. nikahi wanita yang ingin kau nikahi ya... hehe
      thanks sudah mampir,,

      Hapus
  2. baru tahu nih lagu. kirain lagunya siapa, ternyata....

    BalasHapus
  3. hua...mantaaapp nih postingan.. ^^

    BalasHapus
  4. yaaahhh bimaaa...
    so sweet banget siih postingannya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih so sweet tan "horeee lts go juga" hahahay
      congratulations for your new relationship,, ciiieee.....

      Hapus