Minggu, 12 Februari 2012

AKU LEBIH DEKAT DENGANNYA


Dia tetap terdiam,membisu dan melemah dalam pandangan kaburnya.Malam ini memang tak seperti biasanya,udara diluar begitu dingin,sangat dingin sekali sehingga dapat melumpuhkan tungkai kaki sebelah kanan.tak satu organpun yang ada dalam taburan jalan,yang ada hanya para gembel yang memberanikan diri tidur di emper toko karena tak keberdayaan mereka untuk membeli sebuah rumah.pohonpun sedang menangis,mereka menangis karena melihat teman mereka telah tumbang di sebelah trotoar jalan yang berliku meruncing tak terkendali.kini yang ada hanya sunyi,sepi dan sebuah dunia yang hampir tak bernyawa.
Wanita tua itu kini menatap keadaan luar dibalik jendela,dengan sesekali membelokkan badan sambil melihat kondisi piring-piring diatas meja tua warna kuning kelabu.dia berfikir kapan cuaca akan kembali membaik,tidak yang demikian ini begitu biadab dan tak menguntungkan bagi yang tak punya uang.sambil merangkul anak laki-lakinya ia semakin binggung menyudut dan menggigil.harapannya hanya satu,piring dengan motif bunga batik itu segera terjual,jika tidak matilah dia dengan diikuti anak laki-lakinya itu.karena Aku tau tak sedikitpun mata koin yang tersisa di kantongnya.
Dunia ini begitu arogan,lucu dan tak menentu.mencari pekerjaan begitu sulit,baru sekali daftar langsung ditolak,alasannya begitu sepele yaitu hanya menerima pekerja yang lulus sekolah itupun minimal harus tingkat sma.wanita tua itu tak berpendidikan sehingga ia termasuk jajaran orang yang tereliminasi dalam pelamar kerja.
Wanita tua itu semakin menggigil sehingga ia semakin memeluk erat anak laki-lakinya.ia berharap sang suami segera datang dan mengajak memakan semangkuk sup hangat walau tanpa lauk.jika ditanya orang-orang suamimu kerja apa dengan bangganya ia menjawab kuli panggul beras di semarang buk,alhamdulillah gajinya lebih dari cukup untuk makan tiga hari.walaupun jika dihitung-hitung gaji sang punjangga hati tiap minggu hanya sepuluh ribu saja.namun nasib disayang sudah satu bulan lebih suaminya tak kunjung pulang dalam perantauan panjang.
          kini siapa yang tak haru dan iba melihatnya,seandainya orang-orang bisa mengatakan pasti akan dikatakan jauh-jauh hari,isrinya sudah meninggal pergi jauh menuju yang punya jagat raya ini.urat nadinya dibacok orang tak dikenal saat ia sedang beristirahat sambil mendengarkan suara azdhan duhur di musola al-misky.ia disemayamkan disebuah pusaran tanah sumbangan milik warga.makamnya begitu harum,harum bunga kasturi yang menyejukkan hati dan siap mengantarkan ke surga bagi yang menciumnya.
Pada akhirnya orang-orang semakin kebinggunggan,siapa gerangan wanita tua itu,yang selalu berdiam diri di rumah gedek tak berpintu.dan kini aku berani menjawab wanita tua itu adalah ibuku dan ank kecil yang dipeluknya itu adalah aku,anak yang ia selalu ia sayangi dan banggakan.



--------------------- EBAN----------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar